Hollywood

Peringatan: postingan yang harusnya sudah terbit sejak lama, tapi tertunda karena malas. Banyak foto-foto narsis, tidak disarankan untuk dibaca orang yang sedang mabuk atau hamil :p

Pagi itu, sebuah awal hari di awal Januari, matahari bersinar cerah di atas Los Angeles. Walau masih di suasana musim dingin, suhu pagi itu cukup ramah buat saya yang seumur hidup tinggal di negeri tropis, mungkin antara 10-12 derajat celcius.

Bus yang membawa saya dan rombongan menepi di Hollywood Boulevard, jalan yang punya reputasi jauh melampaui panjangnya yang cuma kurang lebih 1 kilometer itu. Iya, inilah jalan yang menjadi pusat dan inti, sekaligus rumah dari mesin raksasa bernama industri film Hollywood.

Jalan yang reputasinya melebihi panjangnya sendiri.

Perkembangan Hollywood sebagai pusat perfilman Amerika dimulai dari tahun 1920-an ketika studi-studio film memindahkan kandang mereka dari New York di Pantai Timur ke Los Angeles di Pantai Barat. Hollywood yang tadinya cuma sebuah kawasan ndeso pun perlahan menjadi area yang glamor.

Setelah sembilan dekade, wajah Hollywood sebenarnya telah berubah banyak. Kini, studio yang masih bermarkas di sana tinggal Paramount, sedangkan studio-studio lain seperti Universal, Columbia, Metro Goldwyn-Mayer atau Warner Brothers sudah menyingkir dari sana.

Tetapi pesona Hollywood memang luar biasa. Kemampuannya untuk menarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia sangat mengagumkan. Lantas, sebenarnya apa jualan mereka sampai sebegitu hebatnya menjadi magnet buat turis?

Yang paling terlihat di Hollywood Boulevard tentu saja adalah Walk of Fame, kumpulan tanda bintang berwarna merah muda yang bertuliskan nama-nama pesohor Hollywood. Walk of Fame ini terdapat di trotoar di kedua sisi jalan.

Hollywood Walk of Fame, dengan bintang berwarna merah muda yang terkenal itu.

Walk of Fame ini terbagi menjadi lima jenis, yaitu lambang piringan hitam untuk para pelaku industri rekaman musik (recording artist) seperti Michael Jackson atau George Benson, lambang kamera film klasik untuk mewakili pelaku industri film seperti sutradara Martin Scorsese atau aktor Leonardo Di Caprio, ikon mikrofon untuk mereka yang berkiprah di radio, ikon televisi buat para pelaku industri televisi dan lambang topeng komedi dan tragedi untuk mewakili mereka yang merupakan pelaku hiburan di panggung.

The Legend, The One and Only Michael Jackson.

Selain Walk of Fame, ada sejumlah obyek menarik lain di jalan ini. Di antaranya adalah bangunan Kodak Theater yang merupakan tempat perhelatan penghargaan Piala Oscar setiap tahun. Tanpa ada pergelaran Oscar, bangunan ini sepertinya biasa saja. Tapi dari salah satu tempat di Kodak Theater ini, kita bisa melihat Hollywood Sign yang terletak di atas bukit.

Tanpa pergelaran Oscar, Kodak Theater ini sepi.

Ada juga Grauman Chinese Theater, sebuah gedung bioskop yang berarsitektur China. Di depan Chinese Theater, terdapat monumen berupa cap tangan dan kaki dari tokoh-tokoh film Hollywood. Yang unik, tidak cuma tokoh nyata seperti Johnny Depp atau Michael Douglas yang boleh membubuhkan jejak di sini, tetapi juga tokoh-tokoh fiksi seperti Donal Bebek atau robot R2D2 dari film Star Wars.

Grauman's Chinese Theater, cita rasa Asia di Hollywood.
Pas banget sama tangannya Depp. Serius.
Telapak kaki Donal Bebek ini dibuat tahun 1984.

Kemudian ada Hotel Roosevelt, hotel berarsitektur klasik Spanyol yang merupakan hotel berbintang lima pertama di Los Angeles. Di hotel ini, ada urban legend perihal sebuah kamar yang dihantui oleh arwah Marilyn Monroe yang memang pernah menginap di situ.

Hotel Roosevelt yang katanya dihantui arwah Marilyn Monroe.

Cuma itu? Tentu saja tidak. Masih ada obyek-obyek menarik lainnya yang juga layak dikunjungi, seperti Museum Lilin Madame Tussauds, Ripley’s Believe It or Not Odditorium, Hollywood Museum, Guinness World Record Museum, dan obyek-obyek lainnya yang mungkin tidak akan selesai dieksplorasi dalam satu siang saja.

Poster film Little Fockers di muka Museum Madame Tussauds.
Hollywood Museum ini gak tepat terletak di Hollywood Blvd, tapi agak masuk dikit.
Tempat buat liat yang aneh-aneh gitu deh.

Bila ingin mengeksplorasi Hollywood lebih lanjut, tersedia sangat banyak tur yang menjajakan jasa di tepi Hollywood Boulevard. Dengan mengikuti tur itu, pengunjung akan diajak berkeliling ke rumah-rumah bintang Hollywood yang terletak di kawasan sekitar itu.

Dari Hollywood Boulevard ini, kita diajak untuk melihat kilasan sejarah tentang apa dan bagaimana industri perfilman terbesar dunia itu berjalan dan mengguritakan pengaruhnya ke seantero penjuru dunia.

21 respons untuk ‘Hollywood

  1. @momon
    sejauh yg aku lihat, setuju. ya bisa dibilang hollywood blvd ini kepingan sejarah aja. secara teknis, film2 hollywood juga bisa diedit (dan proses pascaproduksi lainnya) di jerman/prancis/inggris.

  2. Kalau liat foto Hollywood dan sekitarnya jaman sekarang emang rasanya tidak mengugah. Beda dengan melihat foto New York yang terasa beda.

    Tapi Hollywood jaman dulu fotonya bagus2; romantik dan eklektik. Banyak bangunan yang mengawinkan gagrak spanyol, asia, arab dll.

  3. @momon
    lho, masih kok mon. grauman’s mewakili asia, roosevelt hotel mewakili spanyol. kalo yg arab ada grauman’s egyptian theatre. ada sekolah akting juga di situ.
    eh aku ga foto2 yg egyptian theatre ternyata 😦

Tinggalkan Balasan ke Herman Saksono Batalkan balasan