5 Buku Terbaik buat di Perjalanan

The Catcher in the Rye karya J.D Salinger

Salah satu teman yang paling menyenangkan ketika menempuh perjalanan yang jauh adalah buku. Beda dengan manusia, buku tidak bisa bete, buku tidak pernah tidur dan buku tidak perlu dikasih makan dan minum.

Memang, kalau bepergian bersama teman kita bisa ngobrol, bisa saling membawakan barang, atau saling mengingatkan atau jadi tempat bertanya. Tetapi buku, seperti yang saya tulis di atas, juga punya beberapa keunggulan sebagai teman jalan.

Nah, saya punya beberapa persyaratan buat menjadikan buku sebagai teman jalan yang asyik.

  • Fiksi

Tentu saja, buku fiksi jelas buku paling menyenangkan. Masa’ kita mau pergi ke Yogyakarta buat jalan-jalan malah di atas mobil malah membaca A Brief History of Time karya Stephen Hawking? Itu jelas bukan buku yang buruk, tapi simpanlah ambisi membaca buku itu kalau kamu sedang berada di perpustakaan atau di kamar kosmu sehabis kamu putus cinta sama cewekmu.

  • Ukuran

Lebih enak mana, membawa buku 1Q84 karya Haruki Murakami yang tebalnya 900 halaman, atau membawa buku Catcher in the Rye karangan J.D Salinger yang tebalnya cuma 214 halaman? Buku yang menurut saya ideal buat dibawa-bawa adalah yang panjangnya tidak lebih dari 25 cm dan lebarnya tidak lebih dari 20 cm serta tebalnya 200-350 halaman. Ukuran yang tepat akan mempermudah kamu bergerak dan membolak-balik buku di kabin mobil, bus, kereta api atau pesawat yang mungkin tak terlalu luas.

  • Tema

Sebaiknya, pilihlah tema yang sesuai dengan kota yang kamu tuju, atau dengan tujuanmu pergi ke sana. Kalau kamu mau pergi ke India, membaca The Gods of Small Things-nya Arundhati Roy tentu cocok. Kalau kamu mau ke Irlandia, jelas Dubliners, novel antologi cerpen karangan James Joyce, jadi rekomendasi. Atau bila kamu mau ke Vietnam, bacalah buku Paradise of the Blind karangan Dong Thu Huong.

Nah, dari hal-hal di atas, saya punya 5 buku rekomendasi saya buat dibaca pergi:

The Catcher in the Rye, karya JD Salinger

Buku ini ukurannya pas dan tebalnya hanya 214 halaman. Cocok buat dibaca dalam perjalanan selama 3-12 jam. Ceritanya tentang pemberontakan seorang remaja bernama Holden Caulfield terhadap tatanan sosial di sekitarnya.

The Road, karya Cormac McCarthy

Temanya memang agak kelam, tentang Amerika yang baru dilanda kiamat. Tapi tak apa, ceritanya akan membuatmu kembali percaya kepada kemanusiaan. Cocok buat dibaca kalau kamu mau menuju Los Angeles atau New York. Nah, terbang ke sana membutuhkan waktu 20-24 jam, cukup lah buat menyelesaikan isi buku pemenang Pulitzer 2007 ini.

Norwegian Wood, karya Haruki Murakami

Bercerita tentang seorang anak muda yang tengah bimbang mencari cinta. Ditulis dengan bahasa yang indah oleh Murakami, cocok buat kamu yang akan pergi ke Jepang (tentu saja) atau kalau mau bepergian ke tempat-tempat yang indah. Siapa tahu, nanti setelah membaca buku ini kamu bisa membuat novel setelah melihat gunung dan danau.

The Alchemist, karya Paulo Coelho

Kisah Santiago yang mengembara mencari harta karun dan melihat alam semesta mendukungnya untuk meraih mimpi itu sungguh inspiratif. Cocoklah buat kamu yang mungkin sedang menuju Eropa untuk melihat karya-karya arsitektur yang sudah berusia beratus-ratus tahun.

James and the Giant Peach, karya Roald Dahl

Ini buku yang sebenarnya ditujukan buat anak-anak. Tapi tak usah khawatir, cocok juga dibaca orang dewasa kok. Ceritanya soal James, anak yatim piatu yang disiksa bibi-bibinya, yang menanam persik ajaib dan kemudian terbang ke seberang lautan bersama hewan-hewan aneh. Cocok buat perjalanan jarak dekat dan kalau kamu ingin tertawa-tawa tanpa henti di atas kabin pesawatmu.

Nah, kamu juga punya buku favorit buat dibaca di perjalanan? Mau 5 boleh, mau 10 buku bisa, mau 15 buku juga tidak dilarang. Kamu bisa ping back URL posting blog ini atau taruh di kolom komentar biar nanti saya bisa baca.

UPDATE

Ada beberapa teman yang sudah ikutan posting blog tentang buku atau bacaan favorit mereka buat di perjalanan.

14 respons untuk ‘5 Buku Terbaik buat di Perjalanan

  1. seperti halnya saya menyukai get lost dan impromptu maka saya menyukai buku yang saya dapat saat bepergian, misalnya di stasiun dan bandara. 😀

    komen ini sama dengan yang di posting cya 😛

Tinggalkan komentar